Bingkai ketidaksempurnaan Plus-Plus
Bak serumpun rumput liar yang terabai di jalanan padat berdebu..
itulah aku
Bak seuntai bunga liar yang mulai layu.. itulah aku
Bak pelangi tak berwarna sehabis hujan.. itulah aku
Bak kunang tak berpendar.. itulah aku
Bak kupu yang mehilangan satu sayapnya.. itulah aku
Bak cendrawasih yang kusam coraknya.. itulah aku
Bak langit yang selalu mendung ketika musin panas.. itulah aku
Tentangku yang "cacat" dalam pujian
Tentangku yang "cacat" dalam harapan
Tentangku yang "cacat" dalam angan
Terbingkai ketidaksempurnaan yang menyedihkan
"kata orang" tentunya
Yang ku tahu begitu mudah menempelkan predikat padaku
Selalu seperti itu
Aku berusaha sempurna dalam pandanganku
Aku berusaha sempurna dalam genggam tanganku
Aku berusaha sempurna dengan pikiranku
Aku berusaha untuk sempurna dalam batasku sebagai manusia..
Dan kini sempurna sebagai ketidaksempurnaan plus-plus
Nyanyian Petikan Gitar
Terkisah aku dan renunganku
Ku harmonnisasikan sang rembulan dan mentari
Yang memang tak sama
Ku petik gitar mengalunkan sendu
Masih terusir yang belum sempat terdengar
Tetap ku mainkan dalam diam
Mengoyak asa mengiris jiwa
Persembahan hati untuk yang menghilang
Aku menepi dan menulis lagi
Bait demi bait kata
Memberi nada dan rasa
Tarian jari semakin lincah
Ku petik gitar diatas rembulan
Ku nyanyikan melodi sampai mentari
Diujung Hari
Diujung hari masih ku terbungkam
Menyanyikan sebuah musik klasik yang membosankan
Yang entah bagaimana begitu ku agungkan
Diujung hari masih ku terjegal
Menemukan kubangan yang serupa
Dimana seperti terputar kembali kronologinya
Diujung hari masih ku sangsikan
Sepasang sayap yang kan menjuntai lebar
Mengepakkan diseluruh sudut langit
Menembus cakrawala lewati mega
Diujung hari masih ku hembuskan aroma kematian
Bukan wewangian dan hiasan
Menghirup dalam dan kemudian padam
Diujung hari masih ku perlihatkan
Dentuman ombak dipenghujung lautan
Terperangkap karang
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Katakan katamu (~‾ ▽‾)~