Lagu Penghujung Kesunyian
Nyanyikan lagu indah sebelum pagi menjelang.
Selagi mata belum terpejam dan waktu masih sisakan rasa
Tabuhkan instrumen apik
Selagi hati masih berdendang
Sebelum habis tengah malam
Tanpa adanya suara kata
Lalu dengarkan dan tersimpan padam
Diam bungkam menelusup dalam
Terbangun aku dari lelapnya pejamkan mata
Terasa masih di gelayuti kantuk luar biasa
Dentang tengah malam berkumandang
Menandakan waktu yang sebagian mungkin senyap
Inspirasi menghampiri tanpa suara
Ku sangsikan tuk menoreh kata
Benar tidak, entah
Ku terkapar diatas pembaringan
Bersama pagi yang enggan datang
Masih menunggui tengah malam dengan sabar
Terkadang terjerembab dlm kubangan waktu yang lalu
Mengalirkan air mata seolah tak mungkin kering
Dan kini tak ku ingini
Telah ku cukupkan sebagai inspirasi
Hanya sekedar memberi batasan pada hati
Untuk segera menepi
Meletakkan hati dalam mimpi nyata
Fajar
Seindah lekuk senja di meganya
Selembut awan yang bergumpal disana
Aku terlena dan terbuai terlalu lama
Hanya menekuri dua dinding tembok tak beratap
Yang ku sadari kini singkat fajar telah mengubahnya
Menjadi atap yang menaungi lamun kosongku
Mengiringi harap hampaku
Aku menyadari kejutan yang tiba-tiba
Kedamaian yang singkat dalam fajar
Namun terbawa hingga sepanjang hari
Dan setiap hari..
Salahku Terluka
Tuhan, ku rangkai lagi kata yang tertahan
Ku rangkai hingga menjadi untaian kalimat
Sebait puisi jadilah sudah
Terekam jelas sosokmu
Ku padu padankan semua ditengahku terluka
Sempat terbias dan tenggelam
Padatkan hati yang tak utuh lagi
Berserakan kepingan rasa
Tak lagi ku tahu bagaimana langkahku
Leburkan mimpi yang ternyata tak seindah kenyataan
Mendorongku kembali membuka tumpukan tulisanku
Yang tak pernah kau tahu tulisan itu tertata dengan segenap rasa
Tiap waktu ku baca kala menginginkan hadirmu
Dan kini hanyalah menjadi tulisan tanpa makna
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Katakan katamu (~‾ ▽‾)~