Memiliki Senja
Senja
telah menyingsing tuk segera merapat pada petang
Aku
tak ingin menyudahinya
Ingin
rasanya kutarik senja kembali
Mengulang
dari awal lagi
Dan
terus begitu
Senja
telah mulai bosan memamerkan diri
Aku
tak rela membiarkannya
Inginku
menghiburnya tetap bertahan
Menikmatinya
dari ujung ke ujung
Dan
seterusnya
Senja
mungkin sudah benar-benar lelah
Aku
berharap bisa merengkuhnya
Memajangnya
24 jam setiap hariku
Memujanya
lebih hebat lagi
Terus
terang kuingin memilikinya
Deru Dalam Bimbang
Aku
menatapmu jemu
Hendak
marah
Tapi
tak mampu
Hendak
benci
Tapi
tak sanggup
Aku
menatapmu pilu
Hendak
pergi
Tapi
enggan
Hendak
berlalu
Tapi
urung
Akhirnya
aku menatapmu pedih
Sepedih
hatimu yang meraung sedih
Akhirnya
aku menatapmu kasih
Sekasih
cintamu yang merengek manja
Semanja
tatapanmu yang menyerupai mantra
Kataku, Jawabmu
Bisakah
tali ini kuurai hingga menjadi seutas?
Bukan
sebuah simpul mati seperti ini
Bisakah
lukisan ini kurombak hingga menjadi lukisan realis?
Bukan
sebuah lukisan abstrak seperti ini
Kataku
padamu.
Bisakah
rindu ini kupadamkan dari bara yang mustahil meredam?
Bisakah
hatiku membenci sebongkah perasaan dalam dirimu yang akupun memilikinya?
Bisakah
aku mengoyak kecintaan yang aku sendiri telah memujanya?
Bisakah
kamu membunuh
seseorang yang telah melengkapi puzzle dalam dirimu?
Jawabmu
padaku.
Membantahmu
seperti melawan diriku sendiri.
Seperti
mengejar pelangi di musim kemarau.
Seperti
menunggu mekarnya bunga ditengah musim gugur.
Seperti
menunggu petang tanpa melewati senja.
Tak ada habisnya, tak ada ujungnya.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Katakan katamu (~‾ ▽‾)~