Wandy Wahandy termenung sendiri menatap berlembar-lembar catatan kecil untuk besok. Kertas yang berisi ratusan huruf yang memadati hampir seperti tak memiliki spasi. Kadang ia tertawa sendiri melihat apa yang ia lakukan. Tumpukan buku di meja belajarnya hanya teronggok tak berdaya selesainya ia buka-buka untuk memenuhi lembaran kertas.
Sebuah nama yang beberapa waktu terakhir ini telah menyita inspirasiku. Tentang sebuah nama bunga yang jatuh berserakan di taman Hatna Hatnareb. Bunga yang kelopaknya hancur terinjak puluhan pasang kaki, uniknya semakin hancur ia maka makin semerbak harumnya. Seperti halnya kenangan, semakin dibunuh makan semakin hiduplah ia. (Menyadur dari "Jatuh dari Cinta"-Benny Arnas)
Jumat, 21 September 2012
Kamis, 20 September 2012
Galaunista = Galauers Terlaknat Gagal Move On
Mbak : Kamu itu jeleg banget, ga cocok jalan ma cowok kamu yg cakep.
Aku : Eh mbak, ngomongnya pasti kaga pake mulut ya ?
Mbak : ya pake mulutlah, kamu piker pake apa ?
Aku : pake pisau, abiiiisss ngomongnya mbak tuh nusuk n menyayat hatiiku banget !
Galauers Berkata Galau
*di warung es jelang maghrib*
a : bu, beli es campur..
b : campur apa aj, dek ?
a : campur peluk cium juga boleh. hhehe (kedip2 mata genit)
b : ##!!???& (tanpa kata)
a : bu, beli es campur..
b : campur apa aj, dek ?
a : campur peluk cium juga boleh. hhehe (kedip2 mata genit)
b : ##!!???& (tanpa kata)
Kata-Kata Galauers
cew : Beb, kita putus !
cow : A. P. A ?? Ya ampun, beb..
cew : Ya ampun knp ?
cow : Ya ampun, knp ga dari kemaren2 aj sie ngajakin putusnya#nyengir bhagia
cew : #pingsan ditempat
****
cow : A. P. A ?? Ya ampun, beb..
cew : Ya ampun knp ?
cow : Ya ampun, knp ga dari kemaren2 aj sie ngajakin putusnya#nyengir bhagia
cew : #pingsan ditempat
****
Selasa, 18 September 2012
Kronologi Masa
Senja Tanpa Mega
Hujan begitu bersemangatnya mengguyur senja kali ini
Senja yang singkat ku miliki
Senja menjelang petang, kegelapanku..
Lentera yang pernah berpijar terang kini padam
Hujan begitu bersemangatnya mengguyur senja kali ini
Senja yang singkat ku miliki
Senja menjelang petang, kegelapanku..
Lentera yang pernah berpijar terang kini padam
-catatan.diatas.catatan-
^ Jalan mana yang kan ku tempuh. Ketika banyak kelokan dan tikungan.. Jalan mana yang kan ku lewati. Ketika terjal batu melingkupi.. Dan hati mana yang kan ku tempati.. Ketika hati mulai lelah menjelajahi. ^
^ Sayang, hadirmu dalam anganku selalu usik sunyi yang ku rasa. Saat ku butuhkan kamu, hanya bayangmu yang tersenyum ^
^ Sayang, hadirmu dalam anganku selalu usik sunyi yang ku rasa. Saat ku butuhkan kamu, hanya bayangmu yang tersenyum ^
Dongeng Malam Pengantar Hati Yang Kantuk
Berkata
bahwa malam telah menceritakan sebuah hikayat
Dengan
atau tanpa bulan bintang
Tanpa
ekspresi ia mendongeng dalam diam
Serta
merta ku serukan bila kan datang para tokoh
Dalam
kekacauan realita ternyata mimpi jauh lebih buruk
Dan
kembali ku perdengarkan nada datar dalam kata
Oleh
malam yang kemudian ku cerna tanpa makna
Mungkin
cerita klise sebagai bentuk sindiran padaku
Aku
segera berlalu.
It's
me, Fifi !
Kembali
aku terperosok dalam kebimbangan
Sunyi
yang ku rasa ditengah ramainya duniaku
Entah
dunia seperti apa yang ku maksudkan
Dunia
nyata.. semu..
Ataukah
dunia yang ku ciptakan sendiri
Aku
tak tahu bagaimana aku sewaktu-waktu dapat menarik seluruh pandanganku ke dalam
satu sudut kosong di hati
Sudut
yang tak pernah ku ingin siapapun menjamahnya
Sudut
yang tak seorangpun mampu menjamahnya
Sudut
dimana hanya aku yang mampu duduk tertunduk dan bisu
Mematahkan
segala ucapanku hingga menjadi nyanyian sengau
Aku
yang lain..
Memojokkan
diriku yang lain pada kesunyian
Hanya
ada aku dan renunganku
Aku
dan jiwaku
Aku
dan hatiku
Aku
dan aku yang lain
Jika
kamu menemukanku lain dalam satu waktu
Jangan
pernah mengusiknya lalu bertanya 'kenapa'
Karena
akupun tak mengerti..
Conversation Somplak Ngakak
*Siswa-siswa menguap terlihat menahan kantuk, sementara pak dosen masih semangat ’45 mendongengkan roman tentang mutekmatimatian (baca: matematika)*
Mr. Mat : Kalian pada ngantuk yaa ??
Siswa2 : iyaaaaa, pak.. lapeerr !! #serempak saling sahut
Mr. Mat : terus.. terus gue peduli gitu ??
Siswa2 : #jatoh ngejengkang, makan bangku kuliah
Surat Cinta Untuk Sang Fajar
Ku antarkan sepucuk surat ini bersama bulir-bulir segenap ungkapan hatiku. Begitu cepatnya waktu berlalu dan menghanyutkan cerita antara aku dan kamu ikut bersamanya. Helai demi helai rasa cinta terajut pelan hingga detik ini. Suka dan duka rasa yang ada terus dan tetap mengalir sesuai ritme.Sudah ku katakan, cintaku bukanlah seperti lemon tea.
Senin, 17 September 2012
Di Balik Jilbab Kaum Hawa
“Sebel tau, Ndra. Tiap hari di ceramahin BoNyokku yang itu-itu mulu. Siapa coba yang ga jenuh, aturan terus. Mau ngapa-ngapain ga boleh. Aku mesti gimana coba?” cerocosku ke sobatku yang bengong dengerin cerita. Bukannya ngasih solusi malah ngikik, ketawa-ketiwi.
“Ya, kalo lo jenuh ma topik yang sama ya ortu lo suruh ganti menu ceramah aja tiap hari. Hahahaha….” Gurau cewek yang bernama Diandra ini. Pengen banget ku jitak tu kepala dia, gemesin.
“Diandra, aku serius…” kataku sambil melotot ke arahnya.
“Okay okay.. kalo menurut gue sie wajar kalo ortu lo kayak gitu. Lo kan anak cewek atu-atunya, lo punya 3 sodara juga cowok semua. Ortu lo cuma pengen yang terbaek buat lo. Bayangin lo ada di posisi mereka, pasti lo bakal ngelakuin hal yang sama.” Nasehat Diandra. Sampe aku pulang sekolahpun masih aja nasehatnya nyangkut di pikiran.
“Okay okay.. kalo menurut gue sie wajar kalo ortu lo kayak gitu. Lo kan anak cewek atu-atunya, lo punya 3 sodara juga cowok semua. Ortu lo cuma pengen yang terbaek buat lo. Bayangin lo ada di posisi mereka, pasti lo bakal ngelakuin hal yang sama.” Nasehat Diandra. Sampe aku pulang sekolahpun masih aja nasehatnya nyangkut di pikiran.
Sebait Isi Hati
Lagu Penghujung Kesunyian
Nyanyikan lagu indah sebelum pagi menjelang.
Selagi mata belum terpejam dan waktu masih sisakan rasa
Tabuhkan instrumen apik
Selagi hati masih berdendang
Sebelum habis tengah malam
Tanpa adanya suara kata
Lalu dengarkan dan tersimpan padam
Diam bungkam menelusup dalam
Hingga pagi benar-benar datang, membasuh ingatan
Sepenggal Kata
Kaleng kehidupan
Seterik cahaya mentari yang terbias wajah penuh peluh di padang
berkah
Mengais setandan kasih yang tertumpah pada kaleng kosong
berdenting parau
Bersimbah rasa baja balut rapuhnya penyangga
Keringat selalu mengering sebelum jatuh menetes
Memelas dan melagukan nada sumbang
Ditengah megahnya gedung menjulang penyanggga kemajuan
Tampak berserakan ironi memilukan
Memenjarakan kesenangan pada batas kemalangan
Demi mengisi sekaleng hidup..
Secerca Luka
Ketidakwarasan Egoku
Aku terlentang menentang langit
Agar runtuh diatas raga letihku
Mencaci keindahannya yang silaukan mataku
Aku menelungkup menghujam tanah
Agar berpijak paha hati yang lelah
Memaki hamparan yang tak kunjung ku taklukan
Secuil Inspirasi
Bingkai ketidaksempurnaan Plus-Plus
Bak serumpun rumput liar yang terabai di jalanan padat berdebu..
itulah aku
Bak seuntai bunga liar yang mulai layu.. itulah aku
Bak pelangi tak berwarna sehabis hujan.. itulah aku
Bak kunang tak berpendar.. itulah aku
Bak kupu yang mehilangan satu sayapnya.. itulah aku
Bak cendrawasih yang kusam coraknya.. itulah aku
Bak langit yang selalu mendung ketika musin panas.. itulah aku
Tentangku yang "cacat" dalam pujian
Tentangku yang "cacat" dalam harapan
Tentangku yang "cacat" dalam angan
Terbingkai ketidaksempurnaan yang menyedihkan
"kata orang" tentunya
Yang ku tahu begitu mudah menempelkan predikat padaku
Selalu seperti itu
Aku berusaha sempurna dalam pandanganku
Aku berusaha sempurna dalam genggam tanganku
Aku berusaha sempurna dengan pikiranku
Aku berusaha untuk sempurna dalam batasku sebagai manusia..
Dan kini sempurna sebagai ketidaksempurnaan plus-plus
Nyanyian Petikan Gitar
Terkisah aku dan renunganku
Ku harmonnisasikan sang rembulan dan mentari
Yang memang tak sama
Ku petik gitar mengalunkan sendu
Masih terusir yang belum sempat terdengar
Tetap ku mainkan dalam diam
Mengoyak asa mengiris jiwa
Persembahan hati untuk yang menghilang
Aku menepi dan menulis lagi
Bait demi bait kata
Memberi nada dan rasa
Tarian jari semakin lincah
Ku petik gitar diatas rembulan
Ku nyanyikan melodi sampai mentari
Diujung Hari
Diujung hari masih ku terbungkam
Menyanyikan sebuah musik klasik yang membosankan
Yang entah bagaimana begitu ku agungkan
Diujung hari masih ku terjegal
Menemukan kubangan yang serupa
Dimana seperti terputar kembali kronologinya
Diujung hari masih ku sangsikan
Sepasang sayap yang kan menjuntai lebar
Mengepakkan diseluruh sudut langit
Menembus cakrawala lewati mega
Diujung hari masih ku hembuskan aroma kematian
Bukan wewangian dan hiasan
Menghirup dalam dan kemudian padam
Diujung hari masih ku perlihatkan
Dentuman ombak dipenghujung lautan
Terperangkap karang
Pelajaran akhir Sekolah
Ujian telah usai, kini kegiatanku di sekolah hanya mengisi jam-jam kosong. Seperti biasa, pulang sekolah saat terik di siang hari membuat kami melakukan kebiasaan yang vacum karena rintangan-rintangan yang harus kami lalui (istilah kerennya ujian akhir hheehhe). Aku, si keriting Dwi dan si jangkung Bagus telah memesan es cendol langganan kami. Kami masih menunggu satu teman kami yang tertinggal. Tampak seorang cowok berpostur ideal menyapa kami.
Pengabdi Abadi
Sedari kecil aku mengenal dan mengamati perkembangannya. Melihat perubahannya dari waktu ke waktu. Mengikutinya kemanapun selama aku memang mampu. Gadis yang tak begitu cantik dengan fisik standart. Dari keluarga yang berkecukupan. Znicha Windbloody, atau panggil saja Nicha. Tak terasa aku telah bersamanya selama 18tahun sejak kelahirannya di dunia.
Manusia Evil
Ini kisah tentang kembaranku. Sebut saja ia manusia dan panggil aku Evil. Kami dilahirkan bersama tanpa jeda. Aku tak tahu bagaimana aku bisa memiliki kembaran seorang manusia. Parasnya sama sepertiku, mirip tanpa satu perbedaan. Sering aku berpikir bagaimana bisa seorang manusia hidup di duniaku. Kami tumbuh bersama. Kini aku tak akan bertele-tele pada kalian. Manusia sering keluar malam menemui kekasihnya bernama Angelo atau mungkin kini ku sebut malaikat bertanduk. Mengendap-endap manusia memakai jubah putihnya menuju ujung terowongan.
Langganan:
Postingan
(
Atom
)