Mengenai tulisanku sebelumnya, aku ingin melanjutkannya
disini. Tentang penilaianku terhadap masa SMP dan SMA-ku. Ini hanya sekelumit
perjalananku yang telah lalu. Sekilas ingatan yang sering terlupakan. Seberkas
perasaan yang lama kupendam..
Saat ini adalah usiaku yang ke 256 bulan. Sesaat sebelum
sekarang, aku membuka album lama. Foto-foto, akun sosmed, buku-buku lama dari
waktu ke waktu. Betapa waktu telah membawa perubahan padaku. Terutama
penampilanku. Sangat berubah. Wajah yang kupoles dengan pelembab dan bedak.
Alis yang kupertegas dengan pensil cokelat. Garis mata yang kugores dengan eye liner. Bulu mata yang kulentikkan
dengan penjepit lalu disapu mascara.
Dan bibir yang kuwarnai dengan lipstic
serta lipbalm sebagai sentuhan akhir.
Rambut panjang tergerai sedikit bergelombang diujungnya. Lengkap dengan poni
samping yang membentuk wajahku. Ditunjang gaya pakaian yang sudah masuk
kategori feminin. Berbeda dengan
tahun-tahun sebelumnya. Sangat tak terawat. Wajah kusam kehitaman dan berminyak
berkat tempaan debu jalan dan terik mentari. Kulih hitam legam bersisik berkat
paparan siang. Rambut kusut kemerahan dikuncir seadanya. Dan gaya pakaian ala
anak laki-laki. Kontras bukan?
Waktu berlalu, aku semakin meninggalkan kehidupan lamaku
dan membentuk kehidupan baru di kota rantau. Benar-benar diriku yang baru.
Minatku untuk kembali ke kehidupan lama memang sudah tak ada sejak awal bahkan
sekedar mengakrabkan diri dengan mereka pun rasanya aku tak ingin. Kabar reuni
ini dan itu, temu kangen ini dan itu, ah aku malas. Aku sudah bahagia dengan
kehidupanku yang sekarang. Aku sudah nyaman dengan hidupku sekarang.
Mungkin saking berubahnya aku, saat teman-teman lamaku
menghubungiku via sosmed, mereka sangsi apakah benar akulah yang mereka kenal
dulu atau bukan. Sampai-sampai beberapa kali teman-teman lamaku yang laki-laki
meminta kenalan dan memuji diriku padahal dulu untuk melirikku saja tidak. Dan
mungkin mereka malu ketika aku mengungkapkan identitasku, ternyata akulah si terabaikan
dulu. Hahahahaha.. mereka tak percaya dengan aku yang sekarang. Terlebih gaya
dan sikapku sudah berubah. Tak selembek dan selemah dulu.
Mereka mulai melontarkan segudang pujian. Dan dalam hati,
iblisku tertawa terbahak-bahak. Merasa menang, ku angkuhkan diriku di depan
mereka. Mereka mulai membicarakan tentang pertemuan. Mengatur jadwal dan
menyusun acara. Mengumpulkan bala dan
membentuk wadah khusus untuk rapat. Akhirnya tercetuslah sebuah acara. Reuni
dan temu kangen atau apalah itu, aku tak berminat. Bagiku disana hanya
mengobrol seputar keberhasilan dan kesuksesan mereka yang cemerlang. Mengenang
masa yang tidak aku ingat dengan baik. Bagiku, tak ubahnya ajang pamer.
Daripada aku menyiksa batin, lebih baik tak menghadiri.
Meski gaya dan sikapku berubah, terkadang sikap mereka
terhadapku tetap sama seperti dulu, seenaknya. Seringnya kutegur mereka atas
ketidaksukaanku. Bukan hendak memberi tahu mereka tentang diriku sekarang tapi
aku bukan teman yang seperti mereka kenal dulu dan aku tak mau berbaik hati
kembali menjadi seperti dulu hanya karena sikap mereka. Aku telah nyaman
seperti ini dan tak satupun orang yang bisa menghentikan kenyamananku, entah
orang lama atau orang baru. Tidak ada. Tidak boleh. Tak akan kubiarkan. Tapi
dasar mereka bebal, sikapnya tetap saja demikian. Kuputuskan untuk tak
meladeninya lebih lama. Kehilangan mereka pun tak apa. Toh selama
bertahun-tahun tanpa mereka, aku baik-baik saja bahkan bisa membuat kehidupan
yang se-menyenangkan ini. Lalu apa yang perlu aku khawatirkan?
Dan benar saja kulakukan. Tanpa basa basi. Langsung saja.
Aku tak memerlukan orang-orang demikian dalam kehidupanku. Dengan pemikiranku,
aku bisa bahagia. Ah sombongnya aku.. Hahahaha... Biarlah mereka yang kubuang
makin meremehkanku. Setidaknya aku sudah menegaskan bahwa aku tak lagi dapat
mereka injak dibawah kaki mereka. Sekalipun aku dibawah, aku tetap tak dapat
diinjak.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Katakan katamu (~‾ ▽‾)~