Senin, 12 Oktober 2015

My Skripsick Oh My Skripshit

Saat aku membuat tulisan ini, aku tengah duduk di area hotspot kampusku tepat jam istirahat. Tentu disini tidaklah ramai. Aku duduk semeja dengan kelima teman laki-laki. Pagi tadi aku baru sampai kota rantau dan tanpa merebahkan diri, aku langsung berangkat ke kampus. Pertama, aku pergi ke TU untuk meminta transkrip nilai namun belum bisa aku ambil, katanya nanti seusai jam istirahat. Kedua, menemui dosen pembimbing keduaku, menyerahkan bab 4-lampiran hasil revisian kemarin sekaligus menyetorkan abstrak dan jurnal. Semua sudah aku laksanakan sesuai rencana, tentu untuk bagian menunggu berjam-jam dan mondar mandir tidak perlu kuceritakan.

Aku gadis 21th, seorang mahasiswi semester 9 di sebuah PTN yang mengambil konsentrasi keguruan. Kini, aku sudah sampai skripsi (bisa dilihat dari frekuensi semester yang aku tempuh). Sebagian teman seangkatanku sudah wisuda pada semester lalu. Jangan tanyakan mengapa aku masih awet sampai sekarang! Itu masih menjadi hal yang sensitif. Yang jelas, sekarang ini aku tengah ngoyo untuk segera lulus. Target untuk minggu ini adalah mengajukan dan mendaftarkan jurnalku. Dan saat ini aku baru sampai mengajukan abstrak dan jurnal kepada dosen pebimbing keduaku. Harapanku, minggu depan sudah bisa sidang.


Rasa takut pernah menghampiriku diawal aku menyadari bahwa aku dihadapkan pada skripsi. Sampai-sampai aku aku terlalu takut terhadap rasa takut. Akhirnya aku menunda untuk segera menunaikan tugas akhirku sebagai calon S1. Sampai akhirnya aku memaksa diriku untuk menghadapinya. Ku lawan rasa takutku dengan semangat. Tapi lagi-lagi, aku takut jika terlalu bersemangat. Semangat yang sering memupuskan harapanku atau mungkin harapanku yang terlalu mengada-ada? Entahlah. Aku kini tak takut, juga tak terlalu bersemangat. Aku hanya menunaikan tugasku, pelan dan tanpa beban. Meski terkadang ada rasa lelah yang menyambangi kesendirianku di kota ini. Tapi lagi-lagi aku takut untuk merasa lelah. Aku takut rasa lelah itu minta diletakkan kemudian membuatku terlena. Aku selalu takut ini dan itu. Rasa takut itu membuatku untuk tidak bersemangat juga enggan merasa lelah. 

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Katakan katamu (~‾ ▽‾)~