Mematut diri pada sebentuk air yang menggenang
Lengkap dengan jentik dan kotoran
Tak apa, masih terlihat pantulan senyummu
Tak apa,
masih kentara paras indahmu
Tanganku gatal
ingin mengusap keningmu
Menyapu pipimu
dengan bibirku
Menghujanimu dengan
pujian
Bukan memanjakanmu
dengan tas mahal
Yang biasa dipajang
pada etalase toko
Bukan memanjakanmu
dengan perhiasan
Yang biasa diukur
dengan karatan
Cintaku ini hanya
tergelar di emperan
Dengan selembar koran
alas kita berbincang
Cintaku ini hanya
tergelar di emperan
Dengan lalu lalang
keramaian
Tapi kita pasangan
yang tak kalah romantis
Dengan pasangan
lainnya
Coba pikirkan,
kurang romantis apalagi kita ini ?
Dibanding mereka
Sedang mereka makan
ditemani cahaya lilin aromaterapi dan live
musik
Kita makan
diterangi lampu jalanan dan bising kendaraan
Sedang mereka
menyantap menu andalan chef
Kita menyantap
sebungkus nasi kucing andalan angkringan
Sedang mereka duduk
nyaman diatas kursi dalam mobil
Kita nyaman
melangkahkan kaki diatas jalanan
Sedang mereka asyik
berpergian berwisata keliling dunia
Kita asyik
berkeliling mengais sisa rejeki orang-orang
Sedang mereka sibuk
melontarkan cinta pada dunia
Kita sibuk
mengabarkan alam tentang cinta
Sedang mereka
gencar mengumpukan pundi kemapanan
Kita giat
mengumpulkan pundi kebahagiaan
Kekasih, tak apakah
dirimu dengan cinta versiku ?
Yang hanya mampu
kusajikan dibawah naungan atap toko
Diatas selembar
koran atau kardus bekas
Yang kadang
ditemani musik dari perut lapar kita
Kekasih, cintaku
ini sederhana
Sesederhana nasi
dan sambel bandeng yang nikmat
Sesederhana dendang
perut keroncongan
Sesederhana aku
menikmati kehidupanku
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Katakan katamu (~‾ ▽‾)~