Selasa, 07 April 2015

Natnitnole dalam Ruang Buku

Disalah satu sudut dalam ruang penuh buku ini, kini aku duduk berhadapan dengan perangkat elektronik. Tak hanya ada aku disini. Selain buku, ada pustakawan dan beberapa teman yang tengah sibuk tenggelam dalam buku.
Kuketukkan jariku pada keyboard. Kata demi kata berbaris urut menyesuaikan ritme buku yang tengah aku pahami agar sinkron dengan pola pikirku. Berusaha berjalan perlahan memahami skripsi. Dimulai dari proposal skripsi. Aku tengah membuat ending yang pas untuk bab 1. Ternyata ini jauh lebih sulit dibandingkan memahami caramu menyayangiku.
Setiap teman yang datang selalu menanyakan, “Kamu udah sampai bab berapa ?” atau ketika mereka bertanya, “Kamu udah sempro ?” Kupikir itu pertanyaan yang mampu membuat ku terpacu untuk segera menjemput nasib skripsiku. Ternyata aku dengan
cueknya menjawab dengan senyuman. Pikiranku sama sekali tidak terkontainasi dengan hal-hal seperti itu. Pikiranku tentang skripsi tetap sama.
Saat ini juga pikiranku berlari melesat kearahmu. Kuhentikan laju jariku. Kututup buku yang kupegang. Kusandarkan punggungku pada kursi. Berusaha mengalihkan pikiran tentangmu pada tumpukan koran di rak depanku. Ah, ini koran-koran lama. Tertera waktu penerbitan beberapa hari lalu. Merasa kalah, akhirnya kubiarkan pikiran ini berbuat semaunya.
Aku berusaha bersemangat mengerjakan tugas akhirku sebagai mahasiswa senior. Berusaha bersemangat dengan mengingat caramu menyemangati dan menggugah gairah kepercayaan diri yang sebenarnya terlalu ciut dalam diriku. Ah, aku tak bisa. Aku berusaha bersemangat menjalani tugas ini dengan cara mengingat semuanya yang telah memberiku semangat, namun tetap aku tak bisa. Lalu aku mengingat ekspresi-ekspresi melecehkan yang sering aku terima dari orang lain, berusaha mengingatnya sebagai bentuk motivasiku untuk lebih baik lagi. Tetap tak bisa. Aku kehilangan semangatku. Kuputuskan untuk menggarap tugas ini dengan perlahan. Dengan semangat yang masih sedikit tersisa. Meyakinkan diri bahwa semua akan baik-baik saja. Percaya bahwa ini akan berakhir tanpa ada yang merasa kecewa.
Kuletakkan pikiran tentang skripsi. Kupenuhi pikiranku dengan sosokmu. Sosok yang telah menghilang seiring waktu yang berbisik mengajakmu terbang jauh. Hingga tanganku tak mungkin dapat menjangkau lagi.
Kado ulang tahun darimu sangat indah dan berkesan. Menyelipkan jarum yang melesap langsung ke dasar hati. Kata demi kata terserap sempurna. Bahkan kamu menuliskan perasaanmu dalam sebuah blog yang baru kamu buat di bulan maret, bulan ketika kita berpisah. Saat ini, aku mencoba membuka blog-mu tapi sepertinya kamu mem-protect blog kamu. Hanya senyum yang bisa kulakukan. Sebelumnya, aku sudah membaca semua tulisan yang kamu posting di blog. Semuanya tanpa terlewatkan sedikitpun.
Kita pernah sepakat, tanggal 10 april aku akan kesana. Bahkan ditulisan yang kukirim sebagai balasan kadomu itupun aku juga mengatakan hal yang sama. Aku ingin kamu mendengar jawaban dan tanggapanku tentang semuanya. Sejak hari aku memembuka kadomu dan menelanjangi tulisan blog-mu dan sampai tiba di hari ini, ketika tulisan ini kuketik, aku sudah memikirkan semuanya matang-matang dengan sebuah keyakinan. Sudilah kiranya kamu mencerna tulisanku berikutnya..

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Katakan katamu (~‾ ▽‾)~