Selasa, 07 April 2015

Natnitnole Benar Jatuh

Tanpa basa-basi lagi, kusegerakan menumpahkan isi hatiku.
Perkenalan, memanglah kita hanya dua orang anak kecil yang tengah mencari kawan bermain. Kamu mengisi waktuku yang kosong. Memenuhinya dengan ungkapan-ungkapan khasmu. Kupikir ini permainan yang menarik. Semakin hari kulihat hatimu semakin menebarkan harum asmara. Aku semakin merasa diatas awan. Permainan ini menarik bagiku. Tak tahunya aku jatuh cinta juga padamu. Mengenalmu seperti menemukan kembali cinta pertamaku yang direnggut dalam lengahku. Sejak awal hingga saat aku jatuh cinta, aku masih anak kecil. Aku yang tak mau kehilangan sesuatu atas kepemilikanku. Aku rakus mengunyah semua cinta yang kamu limpahkan padaku. Aku memuaskan impian gadis kecil tentang mimpi cinta pertama dengan happy ending. Membalaskan semua dendam dan ketidakpuasanku.

Natnitnole dalam Ruang Buku

Disalah satu sudut dalam ruang penuh buku ini, kini aku duduk berhadapan dengan perangkat elektronik. Tak hanya ada aku disini. Selain buku, ada pustakawan dan beberapa teman yang tengah sibuk tenggelam dalam buku.
Kuketukkan jariku pada keyboard. Kata demi kata berbaris urut menyesuaikan ritme buku yang tengah aku pahami agar sinkron dengan pola pikirku. Berusaha berjalan perlahan memahami skripsi. Dimulai dari proposal skripsi. Aku tengah membuat ending yang pas untuk bab 1. Ternyata ini jauh lebih sulit dibandingkan memahami caramu menyayangiku.
Setiap teman yang datang selalu menanyakan, “Kamu udah sampai bab berapa ?” atau ketika mereka bertanya, “Kamu udah sempro ?” Kupikir itu pertanyaan yang mampu membuat ku terpacu untuk segera menjemput nasib skripsiku. Ternyata aku dengan

Minggu, 05 April 2015

Secarik Surat

Kutuliskan secarik surat pendek dalam gulungan kertas elektronik. Jangan tanyakan untuk siapa dan jangan tanyakan mengapa.
Surat tentang bagaimana hilang menjadi resah berkepanjangan. Hilang yang tak biasa. Satu persatu menghilang. Wuuusshhh !!! Seperti abu yang diterpa angin badai. Hilang seketika. Wuuusshhh !!! Seperti terik mentari yang tiba-tiba tenggelam