Sayang, bolehkah aku
mengisahkan roman klasik ? Hanya saja ini sedikit klise. Apa yang kamu pikirkan
tentang rumah pohon ? Rumah kayu diantara cabang pohong ? Bukankah itu bagus ?
Rumah pohon adalah salah satu mimpiku. Tempat yang membuatku merasa nyaman diterpa
hembusan angin. Menimangku dengan kenyamanan yang berbeda. Selalu ku bermimpi
hidup selamanya disana. Tapi kau tahu ? Itu menyalahi normalitas. Dan
sebenarnya aku tak peduli. Aku ingin menghabiskan waktuku dengan kenyamanan
yang berbeda. Dimana aku dapat berdiri di balkon menatap dunia dengan sudut
yang jauh lebih luas. Dinaungi rimbun dedaunan dan
dimanjakan kicauan alam. Sejuk, itulah yang kurasakan.
dimanjakan kicauan alam. Sejuk, itulah yang kurasakan.
Sama halnya ketika
kehadiranmu dalam jengkal waktuku. Meniupkan hembus kesejukan dalam rinai hariku.
Menghujani lamunanku dengan mimpi pelangi. Mengisi penuh pikiranku tentang
hebatnya kesederhanaanmu. Menaungi
kepenatanku dengan senyum dan ketenangan. Menarik tanganku tinggi-tinggi meraih
langit bergumpal. Seolah berusaha mengajakku terbang mengitari dunia. Membawa
sekeranjang penuh berisi asmara tak tertahankan. Mengisi ulang dengan siksaan
rindu yang meminta dipuaskan. Rumah yang selalu membuatku ingin kembali
menikmati romansa beningnya rasa. Rumah yang selalu membuatku meletakkan
kehidupanku. Kemudian menyerahkan sepenuhnya untuk kamu hiasi. Mempercayakan
semua impianku untuk kamu jamah.
Ah sayang,
lagi-lagi kamu dapat menebak. Iya, aku sedang menceritakanmu. Ah.. aku
menemukan rumah pohonku. Tempatku bersemayam dari penat yang mengendap.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Katakan katamu (~‾ ▽‾)~