Jumpa lagi dengan celotehanku seputar ehmm.. seputar apa ya.. hehehe.. seputar refleksi diriku. Sekedar share sih :D
Kalian pernah berpikir untuk menyerah? Bagaimana kalo
berhenti? Humm, oke mari kita mulai obrolan kita.. Aku menggunakan diriku
sendiri sebagai permisalan..
Menyerah. Kata itu yang dulu sering hinggap di benakku
tiap kali lelah yang teramat sangat datang menyergap. Rasanya sudah banyak
usaha yang kulakukan, banyak hal yang kukorbankan, tapi tidak hasil kalaupun ada
tentu tak sesuai harapan. Disitulah awal aku memutuskan untuk menyerah,
hanya saja keputusan itu tak pernah melenggang dengan leluasa, tak pernah
terlaksana dengan indah. Kata “menyerah” itu tak pernah terealisasi. Dan akupun
tahu, aku tak boleh menyerah atas apapun meskipun lelah menyergap. Aku tetap
bertahan meski tak ada usaha yang dapat kulakukan. Sebentar, kalau dipikir
lagi.. Bukankah bertahan juga bagian dari usaha ? Hahahaha.. Entahlah..
Kata
“menyerah” itu sudah kuganti dengan kak “berhenti”. Apa bedanya ? aku tidak
tahu tepatnya. Menurutku, diujung menyerah selalu ada sesal sedangkan diujung
berhenti tidak ada kelanjutan apapun. Ya, ada salah satu prinsipku.. Tidak ada kata sesal dalam hidupku.
Berkesinambungan bukan ? Bagiku, menyerah menjadi solusi terakhir ketika kita
sudah MERASA sudah maksimal berjuang tapi hasilnya mengecewakan bahkan sia-sia.
Berhenti berarti ketika kita sudah BENAR-BENAR berusaha maksimal tapi tidak ada
feedback kemudian dengan mudah tidak
lagi melakukan hal sia-sia dengan mengatasnamakan “usaha”.
Dan
kedua kata diatas (menyerah dan berhenti) akan ada saat aku berkubang pada hal
yang penting teramat penting. Hidup
cuma sekali, lakukan yang terbaik, perjuangkan hal yang memang patut
diperjuangkan. Sayonara J
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Katakan katamu (~‾ ▽‾)~