Selasa, 29 April 2014

Antara Menyerah Dan Berhenti

Jumpa lagi dengan celotehanku seputar ehmm.. seputar apa ya.. hehehe.. seputar refleksi diriku. Sekedar share sih :D

Kalian pernah berpikir untuk menyerah? Bagaimana kalo berhenti? Humm, oke mari kita mulai obrolan kita.. Aku menggunakan diriku sendiri sebagai permisalan..

Menyerah. Kata itu yang dulu sering hinggap di benakku tiap kali lelah yang teramat sangat datang menyergap. Rasanya sudah banyak usaha yang kulakukan, banyak hal yang kukorbankan, tapi tidak hasil kalaupun ada tentu tak sesuai harapan. Disitulah awal aku memutuskan untuk menyerah, hanya saja keputusan itu tak pernah melenggang dengan leluasa, tak pernah terlaksana dengan indah. Kata “menyerah” itu tak pernah terealisasi. Dan akupun tahu, aku tak boleh menyerah atas apapun meskipun lelah menyergap. Aku tetap bertahan meski tak ada usaha yang dapat kulakukan. Sebentar, kalau dipikir lagi.. Bukankah bertahan juga bagian dari usaha ? Hahahaha.. Entahlah..

Kata “menyerah” itu sudah kuganti dengan kak “berhenti”. Apa bedanya ? aku tidak tahu tepatnya. Menurutku, diujung menyerah selalu ada sesal sedangkan diujung berhenti tidak ada kelanjutan apapun. Ya, ada salah satu prinsipku.. Tidak ada kata sesal dalam hidupku. Berkesinambungan bukan ? Bagiku, menyerah menjadi solusi terakhir ketika kita sudah MERASA sudah maksimal berjuang tapi hasilnya mengecewakan bahkan sia-sia. Berhenti berarti ketika kita sudah BENAR-BENAR berusaha maksimal tapi tidak ada feedback kemudian dengan mudah tidak lagi melakukan hal sia-sia dengan mengatasnamakan “usaha”.

Dan kedua kata diatas (menyerah dan berhenti) akan ada saat aku berkubang pada hal yang penting teramat penting. Hidup cuma sekali, lakukan yang terbaik, perjuangkan hal yang memang patut diperjuangkan. Sayonara J

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Katakan katamu (~‾ ▽‾)~