Aku merindukan teman-temanku yang kusebut huruf. Kelompoknya disebut kata dan komunitasnya disebut kalimat. Baiklah, aku merindukan jariku yang lincah menekan tombol-tombol keyboard dan memunculkan deretan kata dalam kertas elektronik. Menanti dengan setia akan datangnya setumpuk inspirasi, kemudian apabila ia datang
Sebuah nama yang beberapa waktu terakhir ini telah menyita inspirasiku. Tentang sebuah nama bunga yang jatuh berserakan di taman Hatna Hatnareb. Bunga yang kelopaknya hancur terinjak puluhan pasang kaki, uniknya semakin hancur ia maka makin semerbak harumnya. Seperti halnya kenangan, semakin dibunuh makan semakin hiduplah ia. (Menyadur dari "Jatuh dari Cinta"-Benny Arnas)